Belajar geografi
Percaya atau tidak, geografi sangat penting diajarkan untuk anak-anak, selain membaca, berhitung dan menulis. Geografi adalah ilmu kehidupan. Ia mengajarkan pemahaman lintas budaya dan negara dan ilmu fenomena bumi seperti cuaca, iklim, geofisika, bencana alam. Tidak hanya soal itu, barangkali geografi adalah salah satu bidang ilmu yang mempelajari korelasi sebab akibat antara beberapa disiplin ilmu dan mengajak pembelajarnya untuk berinteraksi dengan dunianya.
Belajar berbahasa dan berkomunikasi
Anak-anak akan lebih berani untuk berkomunikasi dengan orang baru, mengetahui perbedaan-perbedaan cara berkomunikasi. Mereka akan tahu bahwa tidak hanya satu bahasa yang ada di dunia, tapi beragam.
Menjauhi konsumsi materialistis
Perjalanan adalah konsumsi pengalaman. Anak-anak yang sering dibawa bepergian akan paham tentang pentingnya pengalaman, menikmatinya, dan akan terus kembali mencari pengalaman sebagai pemuas kebutuhan jasmani dan rohaninya di masa datang. Bandingkan dengan membelikannya mainan yang cepat dilupakannya.
Menyerap nilai-nilai kehidupan
Tidak hanya retorika, orang tua bisa menunjukkan secara langsung bagaimana manusia menjalani hidup, dan apa yang terjadi secara nyata di masyarakat yang dikunjunginya. Sambil menghabiskan waktu berkualitas (quality time) dengan anak-anak, orang tua bisa berdiskusi ringan tentang makna interaksi atau fenomena tertentu.
Belajar bertanggungjawab
Jika diajak untuk ikut merencanakan dan mempersiapkan perjalanan, anak-anak belajar bertanggungjawab terhadap pilihannya sendiri. Misalnya, orang tua dapat mengajarkan cara berkemas yang baik, dan apa yang harus dibawa dan tidak. Selain itu, semua kebutuhan anaknya sejak dini diserahkan pada anak itu, sehingga ia belajar bertanggungjawab pada dirinya sendiri.
Menghargai perbedaan
Kaitannya dengan geografi, bahasa, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat yang dikunjunginya. Semakin berbeda dengan kondisi asalnya, maka anak dapat melihat bahwa di dunia ini tidak hanya ada satu cara pandang, dan kita tidak hidup dalam tempurung. Ini memberi modal pada anak sampai dewasa nanti untuk selalu menghargai perbedaan.
Belajar berbahasa dan berkomunikasi
Anak-anak akan lebih berani untuk berkomunikasi dengan orang baru, mengetahui perbedaan-perbedaan cara berkomunikasi. Mereka akan tahu bahwa tidak hanya satu bahasa yang ada di dunia, tapi beragam.
Menjauhi konsumsi materialistis
Perjalanan adalah konsumsi pengalaman. Anak-anak yang sering dibawa bepergian akan paham tentang pentingnya pengalaman, menikmatinya, dan akan terus kembali mencari pengalaman sebagai pemuas kebutuhan jasmani dan rohaninya di masa datang. Bandingkan dengan membelikannya mainan yang cepat dilupakannya.
Menyerap nilai-nilai kehidupan
Tidak hanya retorika, orang tua bisa menunjukkan secara langsung bagaimana manusia menjalani hidup, dan apa yang terjadi secara nyata di masyarakat yang dikunjunginya. Sambil menghabiskan waktu berkualitas (quality time) dengan anak-anak, orang tua bisa berdiskusi ringan tentang makna interaksi atau fenomena tertentu.
Belajar bertanggungjawab
Jika diajak untuk ikut merencanakan dan mempersiapkan perjalanan, anak-anak belajar bertanggungjawab terhadap pilihannya sendiri. Misalnya, orang tua dapat mengajarkan cara berkemas yang baik, dan apa yang harus dibawa dan tidak. Selain itu, semua kebutuhan anaknya sejak dini diserahkan pada anak itu, sehingga ia belajar bertanggungjawab pada dirinya sendiri.
Menghargai perbedaan
Kaitannya dengan geografi, bahasa, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat yang dikunjunginya. Semakin berbeda dengan kondisi asalnya, maka anak dapat melihat bahwa di dunia ini tidak hanya ada satu cara pandang, dan kita tidak hidup dalam tempurung. Ini memberi modal pada anak sampai dewasa nanti untuk selalu menghargai perbedaan.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11788675