Jumat, 12 April 2013

Gejala, Ciri dan Penyebab kelainan Kelenjar Tiroid


kemaren saya ke dokter anak dikarenakan adanya denjolan di leher anak perempuan saya yang berumur 13 tahun.
Akhirnya dokter  tersebut menyarankan diperiksa ke lab kelenjar tiroidnya, untuk dapat mengambil tindakan yang tepat. dokter curiga anak saya kekurangan hormon tiroid.

saya sangat penasaran apa sich tiroid itu. saya pun googling kesana sini....akhirnya dapet dech apa yang saya cari.


Apa itu Kelenjar tiroid: 

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar mirip kupu-kupu di batang tenggorok. Fungsi utama kelenjar itu untuk pengaturan metabolisme tubuh dan pertumbuhan otak serta saraf. 

Gejala dan ciri-cirinya:
Pembengkakkan pada leher bagian depan, bisa semakin besar secara bertahap sejalan dengan bertambahnya usia. Umumnya tidak terasa sakit
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak dapat diraba. Gangguan tiroid seringkali dimulai dengan pembesaran kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan nyeri. Jika diraba, kelenjar terasa membesar, teksturnya seperti karet tidak lembut, kadang terasa benjol-benjol.

Penyebabnya:
  • Auto-imun (dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang komponen spesifik pada jaringan tersebut).
  • Obat-obatan tertentu yang dapat menekan produksi hormon tiroid
  • Kurang iodium dalam diet dan air minum, sehingga kinerja kelenjar tiroid berkurang dan menyebabkan pembengkakan
Meski awalnya pasien tak merasakan gejala, penyakit akan berjalan terus hingga keadaan menjadi nyata dan muncul keluhan.

Beberapa gangguan yang bisa terjadi pada kelenjar tiroid :
Nodul Tiroid.
Kondisi ini terjadi karena adanya benjolan pada kelenjar tiroid. Benjolan ini bisa berjumlah satu (nodul tunggal) atau lebih (multinodul goiter). Benjolan yang muncul kemungkinan akibat:

  • Kista yang mengandung cairan
  • Adenoma atau tumor jinak berdegenerasi
  • Adenoma tumbuh lambat
  • Keganasan yang bisa menyebabkan kanker tiroid (kasusnya dalam jumlah kecil)
  • Umumnya kasus keganasan lebih tinggi terjadi pada laki-laki, dan jika tiroidnya sudah diangkat maka ia harus mengonsumsi obat seumur hidup karena tidak ada lagi yang bisa memproduksi hormon tiroid di dalam tubuh," ujarnya.
Kondisi ini biasanya baru diketahui ketika seseorang sedang mengaca dan menemukan adanya benjolan di leher bagian depan.

Hipertiroid.
Kondisi ini terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif menghasilkan hormon sehingga jumlah yang beredar di dalam darah menjadi berlebih. Penyebabnya bisa karena penyakit Graves, pengeluaran yang abnormal dari TSH (thyroid stimulating hormone), tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) dan konsumsi yodium berlebih.


Gejala yang muncul termasuk keringat berlebihan, berat badan menurun, gemetaran, gelisah, tidaktoleran terhadap panas, mudah lelah, konsentrasi berkurang, mata melotot (seperti mau keluar) dan menstruasi yang tidak teratur atau sedikit.

Hipotiroid.
Kondisi ini terjadi karena kelenjar tiroid memproduksi hormon dalam jumlah sedikit atau rendah. Penyebabnya bisa karena penyakit hipofisis, obat-obatan, penghancuran tiroid dan kekurangan yodium berat.


Gejala yang muncul termasuk depresi, kelelahan, tidaktoleransi terhadap dingin, kulit dan rambut yang kering, tingkat kolesterol meningkat, denyut jantung menurun, konsentrasi menurun dan rasa sakit atau nyeri yang samar-samar.

"Biasanya masyarakat tidak menyadari gejala yang muncul, kalau jantung berdebar-debar tidak diperhatikan, misalnya mata melotot baru disadari kalau ada teman yang menegur," ungkap dr Suharko.

Gangguan hormonal ini bisa terjadi seumur hidup, meski pada saat-saat tertentu kadar hormonnya bisa kembali normal tapi tidak ada yang tahu penyebab gangguan hormon tersebut muncul kembali.

Penyakit tiroid lainnya adalah kanker tiroid. Karena gejala kanker tiroid umumnya hanya berupa pembengkakan tiroid yang tidak spesifik.
Untuk itulah pentingnya pemeriksakan kelenjar tiroid secara teratur untuk mendeteksi adanya gangguan atau ketidak normalan.


salam...


sumber : dari berbagai sumber