Selasa, 10 Januari 2012

5 Kesalahan Umum Investor Pemula

Mempelajari sesuatu hal akan lebih mudah jika anda masih muda. Adanya kesalahan-kesalahan kecil dalam pembelajaran adalah hal yang wajar. Tapi, jika kesalahan ini berhubungan dengan uang, maka konsekuensinya akan besar.

Investor pemula yang biasanya masih muda tak hanya lebih mudah membuat kesalahan, tetapi juga mudah bangkit kembali dan mengambil hikmah dari kesalahannya di masa lalu. Akan tetapi, anda bisa jauh lebih sukses jika belajar dari kesalahan orang lain sambil menghindari kesalahan tersebut terjadi pada diri sendiri.

berikut adalah kesalahan-kesalahan umum yang biasa dilakukan investor muda. Semoga kesalahan ini bisa memberi pengetahuan untuk anda sehingga bisa menghindari hal tersebut:


1. Menunda-nunda rencana berinvestasi

Menunda-nunda sesuatu bukanlah hal yang baik, terutama dalam hal berinvestasi karena situasi pasar sangat cepat berubah. Waktu yang sangat tepat untuk mulai berinvestasi sangatlah sulit ditentukan. Setelah banyak melakukan riset, biasanya ide dan waktu untuk mulai berinvestasi suka muncul begitu saja.

Anda harus lebih siap untuk bertindak sebelum situasi pasar berbalik, sehingga anda tidak perlu tergantung pada situasi pasar. Biasanya, karena minim pengalaman, investor muda kadang tidak percaya diri dengan keputusannya dalam berinvestasi. Semakin lama menunda investasi, biasanya dua hal ini terjadi pada investor muda:

  • Keputusannya yang telat berujung pada harga yang lebih tinggi dari rata-rata. Contohnya pada investasi saham, saat harganya murah, investor muda biasanya ragu-ragu untuk membeli. Akan tetapi setelah harganya naik karena banyak orang membeli, si investor muda malah ikut-ikutan membeli. Padahal, dia akan lebih untung jika menjadi orang pertama yang membeli saham tersebut.
  • Investor akan mencari pengganti investasinya yang terlanjut dibeli. Melihat contoh yang sebelumnya, setelah investor muda membeli saham di harga yang mahal. Dia akan langsung mencari saham lain yang dikiranya bisa naik seperti saham sebelumnya tanpa melakukan riset terlebih dahulu. Investor menjadi ketakutan ia akan 'ketinggalan kereta' seperti sebelumnya. Padahal, belum tentu saham tersebut kinerjanya akan lebih baik.

2. Berspekulasi daripada berinvestasi

Seorang muda punya banyak kesempatan berinvestasi dalam hidupnya. Usianya yang masih dini biasanya berpengaruh pada risiko yang bisa dia ambil. Jadi, investor muda lebih sering mengambil investasi berisiko tinggi tapi dengan imbal hasil yang tinggi pula.

Mengapa begini, karena jika investor muda kehilangan banyak uang, ia masih punya banyak waktu untuk memulai kembali investasi dari awal. Jadi, jangan habiskan waktu muda hanya untuk berspekulasi, tapi segeralah berinvestasi.

Spekulasi biasanya dilakukan investor muda karena minim informasi atau tidak mengerti benar mengenai instrumen investasinya. Yang memisahkan antara berspekulasi dan berjudi hanyalah garis tipis, karena keduanya dilakukan tanpa mengetahui hasil yang pasti. Ini berbahaya, karena banyak investor senior yang bisa memanfaatkan kebodohan para investor muda seperti ini.

Daripada harus berspekulasi atau berjudi, investor muda sebaiknya melakukan banyak riset, atau mencari perusahaan berisiko tinggi tapi dengan potensi pendapatan yang jauh lebih tinggi untuk jangka panjang. Manfaatkan masa muda untuk mengambil risiko, karena hasilnya akan sepadan.

Sisi negatif dari berspekulasi juga bisa membuat trauma pada investor muda yang secara langsung akan mempengaruhi pengambilan keputusannya untuk jangka panjang.

3. Terlalu banyak menghamburkan uang

Berinvestasi dalam jumlah banyak bisa menjadi pisau bermata dua. Saat yang tepat untuk berinvetasi dalam jumlah cukup banyak adalah masa muda. Seperti disinggung tadi, jika investor muda menderita kerugian, ia punya banyak waktu untuk bangkit dan mulai berinvestasi kembali. Akan tetapi, mirip dengan berspekulasi, terlalu banyak menghabiskan uang tanpa informasi bisa menghancurkan portofolio.

4. Tidak banyak bertanya

Jika pasar saham sedang turun, investor muda biasa optimistis akan segera membaik dalam waktu dekat, tapi yang terjadi biasanya sebaliknya. Salah satu faktor penting dalam mengambil keputusan di situasi seperti ini adalah bertanya 'mengapa' atau 'kenapa', jangan cuma diam saja. Investor muda harus bisa mempertahankan dan mempertanggungjawabkan portofolionya dengan baik.

Jangan malu atau gengsi meminta masukan dari investor senior karena mereka tahu lebih banyak mengenai apa yang terjadi di pasar. Jangan sampai investor muda mengambil keputusan yang buruk di tengah situasi pasar yang tak pasti.

5. Tidak berinvestasi

Seperti disebutkan sebelumnya, investor punya kelebihan untuk melihat imbal hasil tinggi di tengah tingginya risiko secara jangka panjang. Semakin muda, semakin jangka panjang kesempatan yang dimiliki, sehingga risiko yang tinggi bisa dilewati saat masih muda.

Kebiasan buruk anak muda juga biasanya kurang berpengalaman memegang uang. Mereka pikir uang tersebut harus dihabiskan saat itu juga, tanpa melihat jangka panjang. Menghambur-hamburkan uang tanpa memikirkan tabungan atau simpanan hari tua bisa merugikan diri sendiri.

Kesimpulan:

Investor muda harus memanfaatkan masa mudanya untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya sambil mengambil risiko. Banyak belajar mengenai instrumen investasi sejak dini bisa banyak menolong anda dalam merancang portofolio yang solid. Memang ada banyak risiko menanti mereka yang masih hijau. Tapi, setidaknya risiko dan kesalahan-kesalahan tersebut bisa membantu investor muda mengukir pengalaman yang berharga.

sumber   :  detik finance