Rabu, 23 Januari 2013

Demam berdarah


Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.


Tanda dan gejala: 

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang. Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa mual, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi, sakit pada otot. Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

Sesudah masa tunas atau inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami atau menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
  • Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. 
  • Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit. 
  • Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung/mimisan,mulut,dubur, dsb
  • Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok atau presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
        Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi. Oleh karena itu, setiap penderita yang diduga menderita demam berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok atau kematian.
        Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam.

          Pencegahan:
          Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
          Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga), menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk.
          Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
          1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, olahraga rutin, dan istirahat yang cukup;
          2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu Menguras bak mandi, Menutup wadah yang dapat menampung air, dan Mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meskipun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang;
          3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
          4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi.

          Pengobatan:  
          Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum ekstrak daun jambu biji, ekstrak daun jambu biji bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga meningkatkan trombosit tanpa efek samping. Masyarakat harus memperhatikan informasi penting ini. Berdasarkan hasil kerja sama dalam uji pre-klinis Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dilansir di Jakarta, Rabu (10/3) siang, ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD). Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat tercapai dalam tempo delapan hingga 48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.